April 1, 2025

Kanreg3bkn – Berita Nasional Peristiwa Terbaru Hari Ini

Nikmati Berita Harian Terlengkap Terkini Hanya di kanreg3bkn.com

Thresia Mareta Pendiri Lakon Indonesia Terima Medali Penghargaan dari Pemerintah Prancis

Museum Nasional Indonesia jadi saksi bisu atas penghargaan yang diraihThresia Mareta dari pemerintah Prancis. Pendiri Lakon Indonesia itu dianugerahi medali Knight of the Ordre des Art et des Lettres oleh Kementerian Kebudayaan Prancis atas dedikasinya dalam melestarikan dan mengoptimalkan warisan budaya Indonesia, serta membawa fesyen Indonesia ke ajang internasional.

Medali berwarna garis-garis hijau itu disematkan Duta Besar Prancis untuk Indonesia dan Timor Leste, Fabien Penone, pada Selasa malam, 18 Februari 2025. Di peluang itu, ia menyuarakan bahwa penghargaan serupa juga diberikan pada supermodel Naomi Campbell dan direktur kreatif Balenciaga, Demna Gvasalia, pada minggu sebelumnya.

“Anda adalah pemimpin wanita yang menginspirasi. Anda menghasilkan peluang dan memberdayakan orang-orang di sekitar Anda. Malam ini, kami mengakui pencapaian luar awam Anda,” ujar Penone dalam pidatonya.

Penghargaan yang diberikan adalah salah satu rajaolympus apresiasi tertinggi dari pemerintah Prancis pada individu yang telah berkontribusi luar awam dalam bidang seni dan budaya, bagus di tingkat nasional ataupun internasional. Penghargaan ini jadi wujud apresiasi dunia terhadap upaya berkelanjutan yang dikerjakan Thresia dalam melestarikan budaya disertai temuan untuk mendorong perkembangan para pelaku budaya dan fesyen Indonesia.

“Tak pernah dalam daya pikir aku terpikirkan mendapatkan pengakuan seperti ini. Aku benar-benar dihormati dan berterima kasih untuk ketika ini,” kata perempuan kelahiran Palembang itu dalam ceramah penerimaan. Penghargaan serupa juga pernah diterima sejumlah pekerja seni Indonesia, seperti Guruh Soekarno Putra dan Nyoman Nuarta.

Pengembangan Lakon Indonesia

Thresia mengenang kembali perjalanan Lakon Indonesia yang didirikannya pada 2018. Dia menyebut, itu bukan sekedar merek fesyen, melainkan ekosistem yang komprehensif untuk mendorong keahlian para perajin, desainer, serta usaha kecil lokal supaya maju bersama-sama.

Thresia menyuarakan, walaupun terbilang baru di industri fesyen dan kerajinan Indonesia, pihaknya berprofesi dari bawah dengan berinteraksi seketika dengan para artisan di bermacam lokasi. Tujuannya adalah memahami pengorbanan dan tantangan yang dihadapi.

“Dengan berkembangnya industri fesyen, kita wajib bertanya pada diri sendiri, ‘Bagaimana kita menetapkan bahwa keahlian pengrajin kita dalam membikin kerajinan tangan seperti batik, tenun, bordir, dan lainnya tak hanya dilestarikan melainkan juga konsisten relevan, menerima pengakuan global, dan menghasilkan peluang ekonomi bagi para pengrajin?'” ungkapnya.

Baca Juga : Kronologi dan Proses Hukum Kasus Vadel Badjideh

Lewat brand yang didirikannya, ia berusaha menghormati prinsip originasi dan esensi sebuah keterampilan. Di samping, pihaknya berusaha melatih para artisan supaya cakap menyesuaikan diri, berkembang, dan konsisten relevan dalam industri sehingga mempunyai peluang lebih besar untuk eksis di industri.

Selain melewati brand, para artisan juga diberikan pentas untuk berkarya melewati Jakarta Fashion and Food Festival (JF3) yang telah berjalan lebih dari 20 tahun. “JF3 telah jadi salah satu platform fesyen yang paling konsisten di Indonesia selama 21 tahun terakhir, memberi peluang bagi para pencipta fesyen dan artisan lokal,” kata Thresia.

Share: Facebook Twitter Linkedin

Comments are closed.